Selasa, 15 Desember 2015

Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak




Anak merupakan asset berharga bagi orangtua, maka sudah menjadi kewajiban bagi orangtua untuk memberikan yang terbaik dan diinginkan anak-anaknya, termasuk dalam pendidikannya karena, pedidikan pertama yang didapat oleh seorang anak adalah di dalam lingkungan keluarga maka, perlu adanya kerjasama antara kedua orangtua. Rasulullah menganjuran para orangtua untuk member bekal kebaikan kepada anak sejak didni, bahkan dalam pemberian nama saja Rasulullah menganjurkan orangtua agar menamai anak dengan nama yang positif dan baik.
Orangtua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik anaknya. Terutama ibu yang merupakan guru terbaik seorang anak, banyak sejarah yang telah membuktikan pengaruh ibu sangat besar terhadap anak. Umar bin Abdul Aziz merupakan seseorang yang mampu mencerahkan islam pada masanya berkat didikan dari ibunya yaitu Fatimah, menantu Umar bin Khattab.
Sayangnya tidak sedikit dari orangtua yang merasakan kesulitan dan kebingungan dalam mendidik anaknya, bisa dikarenakan ketidaksiapan orangtua atau sikap menyerah orangtua dengan sikap buah hati yang sulit diatur. Artikel ini akan memberikan penjelasan bagaimana kita menjadi orangtua yang hebat dalam mendidik anak.
National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) lebih ari 30 tahun telah mengadakan dan mendukung penelitian tentang menjadi orangtua dan perkembangan anak, menyarankan agar orang tua mencoba cara RPM3. Apakah RPM3 itu? Mari kita memulainya dari kepanjangan RPM3. Responding, Preventing, Monitoring, Mentoring, dan Modeling. Sudah mempunyai pandangan mengenai RPM3 setelah mengetahui kepanjangannya? Jika masih belum, mari kita bahas satu- persatu.
1.      Responding Anak dengan Cara yang Tepat
Memberikan respon terhadap anak-anak berarti kita mengambil waktu sejenak untuk memikirkan sebenarnya apa yang sedang terjadi, sebelum kita berbicara, berperasaan, atau bertindak sesuatu, Memberikan respon lebih sulit dari pada bereaksi karena menuntut lebih banyak waktu dan usaha.
Sebuah respon dikatakan tepat jika respon tersebut sesuai dengan situasi. Usia anak dan informasi-informasi khusus dari sebuah peristiwa adalah peting dalam memutuskan apakah sebuah respon dikatakan sebuah respon dikatakan tepat. Ketepatan respon terhadap anak yang sedang berlari tergantung pada situasi, apakah anak tersebut sedang berlari menuju jalan yang ramai kendaraan, atau sedang berlari menuju tempat bermain.
Tahukah anda. Suatu hal terpenting dari semua hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak kita adalah perhatian yang konsisten, responsif, dan sensitif yang anak-anak dapatkan dari orangtua. Orangtua, bersama-sama dengan intelegensi, temperamen, stress, dan lingkungan social anak, memainkan peran kunci dalam perkembangan anak.
2.      Preventing
Prevensi bukan sekedar mengatakan ‘jangan’ atau ‘berhenti’. Ada dua hal penting dalam prevensi: 1) memetakan kemungkinan-kemungkinan permasalahan, dan 2) mengetahui bagaimana memecahkan permasalahan tersebut.
a)      Memetakkan Kemungkinan-Kemungkinan Permasalahan
Keterlibatan orangtua secara aktif dalam kehidupan anak-anak sangat penting, tidak perduli apa yang menjadi latar belakang kehidupan kita. Mengapa demikian? Dengan terlibat aktif dalam kehidupan sehari-hari anak, orangtua akan mengetahui bagaimana biasanya anak berpikir, berperasaan, dan bertindak.
b)       Mengetahui Bagaimana Memecahkan Permasalahan
Bicaralah dengan para orangtua lainnya, teman dekat atau saudara yang bisa dipercaya. Diantara mereka mungkin pernah atau sedang mengalami permasalahan yang sama seperti yang sedang kita hadapi. Penting diingat bahwa sebenarnya tidakada seorangpun yang mengharapkan kita mampu memecahkan setiap masalah keluarga oleh kita sendiri. Manfaatkan semua sumber daya yang kita miliki untuk memecahkan permasalahan kita, termasuk meminta pertolongan dari luar ketika kita membutuhkannya.
3.      Monitoring
Seorang pengawas yang baik harus bisa menggabungkan kemampuan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan member perhatian dengan membuat keputusan dan menentukan batasan-batasan. Segala sesuatunya kemungkinan berubah karena anak-anak bertambah tua usianya, terutama setelah mereka mulai sekolah dan memasuki usia pra remaja dan remaja. Anak-anak mulai belajar tentang kepribadian mereka sendiri, mereka kadang-kadang mengalami pertentangan dengan orangtuanya. Akibatnya, akses orangtua untuk secara aktif mengawasi seringkali menjadi terganggu.
Untuk mengetahui apakah kita sudah menjadi pengawas yang aktif, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar berikut:
1.      Dengan siapa anak-anak kita bermain, belajar, kemah bersama, dan sebagainya?
2.      Apa saja yang kita ketahui tentang orang-orang yang sering bersama anak-anak?
3.      Di mana anak-anak kita sekarang, kemana mereka sering pergi?
4.      Apa yang sedang anak-anak kita kerjakan sekarang?
5.      Kapan anak-anak kita berada di rumah atau pergi keluar?
6.      Bagaimana anak-anak kita sampai di tempat tujuan, bagaimana mereka pulang ke rumah?
Kita mungkin tidak memiliki secara detail seluruh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi, sangat penting bagi kita untuk banyak mengetahui jawaban atas sebagian besar pertanyaan tersebut setiap saat.
Kita tidak bisa bersama anak-anak setiap saat, maka sudah seharusnya kita mengenal lebih jauh siapa yang bersama anak-anak ketika kita tidak ada. Teman-teman memiliki pengaruh sangat besar terhadap anak-anak kita, mulai masa prasekolah sampai masa dewasa.
4.      Mentoring
Sejak awal tahun 1980-an, program mentoring formal yang memasangkan anak-anak dengan para mentor yang terlatih telah menunjukkan keberhasilan yang tinggi. Mentoring, apakah berbentuk dalam sebuah hubungan informal atau sebuah program, sama-sama memiliki satu tujuan yang jelas.
Anak-anak yang mempunyai mentor kecil kemungkinannya untuk ambil bagian dalam perilaku-perilaku beresiko. Anak-anak yang memiliki mentor 46% kecil kemungkinannya untuk menggunakan obat-obatan terlarang, 27% memakai alcohol, dan 25% membolos sekolah dari pada anak-anak yang mempunyai mentor. Anak-anak yang mempunyai mentor juga melaporkan bahwa mereka lebih percaya diri pada performansi sekolahnya, memiliki banyak teman, dan kecil kemungkinan untuk memukul seseorang.
Para orangtua perlu hati-hati tentang bagaimana mereka mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuannya. Para orangtua yang kasar dalam mengungkapkan ketidaksetujuannya kemungkinan akan melukai harga diri anak-anak mereka, para orangtua yang tidak pernah mengekspresikan ketidaksetujuannya kemungkinan akan menghasilkan anak-anak yang tidak tahan terhadap kritikan. Cobalah untuk konsisten dalam memberikan penghargaan dan hukuman.
5.      Modelling
Model-model peran muncul dalam berbagai bentuk dan cakupan, mereka meliputi berbagai jenis pekerjaan, mereka dapat berasal dari desa atau kota. Sejumlah anak-anak mengambil atlet sebagai model peran mereka, anak-anak lain menjadikan para pengarang atau para ilmuwan sebagai model perannya. Dan, percaya atau tidak, banyak anak-anak yang menjadikan orangtuanya sebagai model peran mereka.
Anak-anak belajar banyak bahkan lebih banyak, dari tindakan-tindakan kita, dari pada ucapan-ucapan kita. Pernahkah kita mengatakan sebuah kata jorok atau kasar di depan anak-anak, hanya agar mereka mendengar atau tidak mengulang kesalahannya? Anak-anak sangat mudah meniru, baik kata-kata maupun tindakan.
Jika kita agresif, anak-anak kita akan meniru juga menjadi agresif. Jika kita senang melakukan sesuatu yang bersifat social, anak anda juga kemungkinan akan melakukan hal-hal yang bersifat social. Pastikan bahwa kita adalah model peran yang positif, kuat, dan konsisten, untuk membantu anak-anak kita mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih baik.