Anak merupakan asset berharga bagi orangtua, maka sudah menjadi
kewajiban bagi orangtua untuk memberikan yang terbaik dan diinginkan
anak-anaknya, termasuk dalam pendidikannya karena, pedidikan pertama yang
didapat oleh seorang anak adalah di dalam lingkungan keluarga maka, perlu
adanya kerjasama antara kedua orangtua. Rasulullah menganjuran para orangtua
untuk member bekal kebaikan kepada anak sejak didni, bahkan dalam pemberian
nama saja Rasulullah menganjurkan orangtua agar menamai anak dengan nama yang
positif dan baik.
Orangtua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik
anaknya. Terutama ibu yang merupakan guru terbaik seorang anak, banyak sejarah
yang telah membuktikan pengaruh ibu sangat besar terhadap anak. Umar bin Abdul
Aziz merupakan seseorang yang mampu mencerahkan islam pada masanya berkat
didikan dari ibunya yaitu Fatimah, menantu Umar bin Khattab.
Sayangnya tidak sedikit dari orangtua yang merasakan kesulitan dan
kebingungan dalam mendidik anaknya, bisa dikarenakan ketidaksiapan orangtua
atau sikap menyerah orangtua dengan sikap buah hati yang sulit diatur. Artikel
ini akan memberikan penjelasan bagaimana kita menjadi orangtua yang hebat dalam
mendidik anak.
National Institute of Child Health and Human Development (NICHD)
lebih ari 30 tahun telah mengadakan dan mendukung penelitian tentang menjadi
orangtua dan perkembangan anak, menyarankan agar orang tua mencoba cara RPM3.
Apakah RPM3 itu? Mari kita memulainya dari kepanjangan RPM3. Responding, Preventing,
Monitoring, Mentoring, dan Modeling. Sudah mempunyai pandangan mengenai RPM3
setelah mengetahui kepanjangannya? Jika masih belum, mari kita bahas satu-
persatu.
1.
Responding Anak dengan Cara yang Tepat
Memberikan
respon terhadap anak-anak berarti kita mengambil waktu sejenak untuk memikirkan
sebenarnya apa yang sedang terjadi, sebelum kita berbicara, berperasaan, atau
bertindak sesuatu, Memberikan respon lebih sulit dari pada bereaksi karena
menuntut lebih banyak waktu dan usaha.
Sebuah
respon dikatakan tepat jika respon tersebut sesuai dengan situasi. Usia anak
dan informasi-informasi khusus dari sebuah peristiwa adalah peting dalam
memutuskan apakah sebuah respon dikatakan sebuah respon dikatakan tepat.
Ketepatan respon terhadap anak yang sedang berlari tergantung pada situasi,
apakah anak tersebut sedang berlari menuju jalan yang ramai kendaraan, atau
sedang berlari menuju tempat bermain.
Tahukah
anda. Suatu hal terpenting dari semua hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak kita adalah perhatian yang konsisten, responsif, dan sensitif
yang anak-anak dapatkan dari orangtua. Orangtua, bersama-sama dengan
intelegensi, temperamen, stress, dan lingkungan social anak, memainkan peran
kunci dalam perkembangan anak.
2.
Preventing
Prevensi
bukan sekedar mengatakan ‘jangan’ atau ‘berhenti’. Ada dua hal penting dalam
prevensi: 1) memetakan kemungkinan-kemungkinan permasalahan, dan 2) mengetahui
bagaimana memecahkan permasalahan tersebut.
a)
Memetakkan
Kemungkinan-Kemungkinan Permasalahan
Keterlibatan
orangtua secara aktif dalam kehidupan anak-anak sangat penting, tidak perduli
apa yang menjadi latar belakang kehidupan kita. Mengapa demikian? Dengan
terlibat aktif dalam kehidupan sehari-hari anak, orangtua akan mengetahui
bagaimana biasanya anak berpikir, berperasaan, dan bertindak.
b)
Mengetahui Bagaimana Memecahkan Permasalahan
Bicaralah
dengan para orangtua lainnya, teman dekat atau saudara yang bisa dipercaya.
Diantara mereka mungkin pernah atau sedang mengalami permasalahan yang sama
seperti yang sedang kita hadapi. Penting diingat bahwa sebenarnya tidakada
seorangpun yang mengharapkan kita mampu memecahkan setiap masalah keluarga oleh
kita sendiri. Manfaatkan semua sumber daya yang kita miliki untuk memecahkan
permasalahan kita, termasuk meminta pertolongan dari luar ketika kita
membutuhkannya.
3.
Monitoring
Seorang
pengawas yang baik harus bisa menggabungkan kemampuan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan member perhatian dengan membuat keputusan dan
menentukan batasan-batasan. Segala sesuatunya kemungkinan berubah karena
anak-anak bertambah tua usianya, terutama setelah mereka mulai sekolah dan
memasuki usia pra remaja dan remaja. Anak-anak mulai belajar tentang
kepribadian mereka sendiri, mereka kadang-kadang mengalami pertentangan dengan
orangtuanya. Akibatnya, akses orangtua untuk secara aktif mengawasi seringkali
menjadi terganggu.
Untuk
mengetahui apakah kita sudah menjadi pengawas yang aktif, cobalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar berikut:
1.
Dengan
siapa anak-anak kita bermain, belajar, kemah bersama, dan sebagainya?
2.
Apa
saja yang kita ketahui tentang orang-orang yang sering bersama anak-anak?
3.
Di
mana anak-anak kita sekarang, kemana mereka sering pergi?
4.
Apa
yang sedang anak-anak kita kerjakan sekarang?
5.
Kapan
anak-anak kita berada di rumah atau pergi keluar?
6.
Bagaimana
anak-anak kita sampai di tempat tujuan, bagaimana mereka pulang ke rumah?
Kita
mungkin tidak memiliki secara detail seluruh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Tetapi, sangat penting bagi kita untuk banyak mengetahui jawaban atas
sebagian besar pertanyaan tersebut setiap saat.
Kita
tidak bisa bersama anak-anak setiap saat, maka sudah seharusnya kita mengenal
lebih jauh siapa yang bersama anak-anak ketika kita tidak ada. Teman-teman
memiliki pengaruh sangat besar terhadap anak-anak kita, mulai masa prasekolah
sampai masa dewasa.
4.
Mentoring
Sejak awal tahun 1980-an, program mentoring formal yang memasangkan
anak-anak dengan para mentor yang terlatih telah menunjukkan keberhasilan yang
tinggi. Mentoring, apakah berbentuk dalam sebuah hubungan informal atau sebuah
program, sama-sama memiliki satu tujuan yang jelas.
Anak-anak yang mempunyai mentor kecil kemungkinannya untuk ambil
bagian dalam perilaku-perilaku beresiko. Anak-anak yang memiliki mentor 46%
kecil kemungkinannya untuk menggunakan obat-obatan terlarang, 27% memakai
alcohol, dan 25% membolos sekolah dari pada anak-anak yang mempunyai mentor.
Anak-anak yang mempunyai mentor juga melaporkan bahwa mereka lebih percaya diri
pada performansi sekolahnya, memiliki banyak teman, dan kecil kemungkinan untuk
memukul seseorang.
Para orangtua perlu hati-hati tentang bagaimana mereka
mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuannya. Para orangtua yang kasar
dalam mengungkapkan ketidaksetujuannya kemungkinan akan melukai harga diri
anak-anak mereka, para orangtua yang tidak pernah mengekspresikan
ketidaksetujuannya kemungkinan akan menghasilkan anak-anak yang tidak tahan
terhadap kritikan. Cobalah untuk konsisten dalam memberikan penghargaan dan
hukuman.
5.
Modelling
Model-model peran muncul dalam berbagai bentuk dan cakupan, mereka
meliputi berbagai jenis pekerjaan, mereka dapat berasal dari desa atau kota.
Sejumlah anak-anak mengambil atlet sebagai model peran mereka, anak-anak lain
menjadikan para pengarang atau para ilmuwan sebagai model perannya. Dan,
percaya atau tidak, banyak anak-anak yang menjadikan orangtuanya sebagai model
peran mereka.
Anak-anak belajar banyak bahkan lebih banyak, dari
tindakan-tindakan kita, dari pada ucapan-ucapan kita. Pernahkah kita mengatakan
sebuah kata jorok atau kasar di depan anak-anak, hanya agar mereka mendengar
atau tidak mengulang kesalahannya? Anak-anak sangat mudah meniru, baik
kata-kata maupun tindakan.
Jika kita agresif, anak-anak kita akan meniru juga menjadi agresif.
Jika kita senang melakukan sesuatu yang bersifat social, anak anda juga
kemungkinan akan melakukan hal-hal yang bersifat social. Pastikan bahwa kita
adalah model peran yang positif, kuat, dan konsisten, untuk membantu anak-anak
kita mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih baik.