Sering
kita dengar kata “PACARAN” apalagi dikalangan anak-anak muda yang mengalami
kasmaran, jika muncul pertanyaan apa yang ada difikiran anda jika mendengar
istilah pacaran? Disini jawabannya akan bermacam-macam, jika yang ditanya
adalah orang yang sedang jatuh cinta maka pasti jawabannya adalah pacaran yaitu
kehidupan yang penuh dengan cinta, lain lagi jika yang ditanya adalah orang
yang sedang putus cinta jawabannya adalah cinta berawal dengan manis dan akan
berakhir dengan pahit begitu pula jika yang ditanya adalah orang yang tidak
pernah pacaran pasti jawabannya bahwa pacaran tidak penting, sedang jika orang
yang ditanya merupakan seseorang yang taat beragama akan menjawab bahwa cinta
itu haram, penuh maksiat dan lain sebagainya. Pembahasan ini akan lebih
difokuskan pada bagaimana pandangan islam terhadap aktivitas pacaran.
Dalam
Al-Isra’: 23
وَلَا تَقْرَبُوا
الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“ Dan
janganlah kau mendekati zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan
sejelek-jelek jalan.”
Ayat ini
menegaskan bahwa mendekati zina saja disebut nista dan sejelek-jelek jalan
apalagi sampai melakukan zina. Apakah hubungan ayat ini dengan pacaran?.
Sebagian orang yang berpacaran jika diberi tahu tentang ayat ini maka akan
meolak bahwa dalam ayat ini tidak ada kata-kata pacaran فاجران
(pacaran), sungguh sempit
jika sebagian orang berfikir seperti itu. Al-qur’an berbahasa arab sedang,
pacaran berasal dari bahasa Indonesia tentu tidak mungkin kata pacaran ada
dalam Al-qur’an.
Akan
tetapi yang jelas hubungan antara pacaran dengan hadits ini adalah, orang yang
pacaran cenderung akan melakukan kemaksiatan yang nyata, pernyataan ini tidak
berlebihan karena pada faktanya banyak sekali para remaja yang mengaku bahwa
selama pacaran merEka melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar