Tidak jarang setiap perilaku yang dilakukan oleh seseorang
merupakan cerminan dari pengetahuan yang selama ini ia dapatkan, ketika ia
mendapatkan pengetahuan yang baik untuk dirinya maka ia akan cenderung
mengaplikasikan pengetahuannya itu dalam kehidupan sosial, begitu juga
sebaliknya. Inilah awal dari terciptanya perilaku sosial yang menjadi dasar
perilaku wanita dalam bernegara.
Tak salah jika ada yang mengatakan bahwa baiknya suatu bangsa
tergantung dari baiknya perilaku kaun wanitanya, contoh saja akhlak istri
Rasulullah yaitu Khadijah dan Aisyah. Dua wanita yang tidak hanya memahami
akhlak terhadap dirinya sendiri akan tetapi mereka mengerti bagaimana bersikap
terhadap orang lain. Siti khadijah tak kurangnya membantu Nabi dalam
menyampaikan dakwah, mendukung segala tindakan Nabi baik dari segi moril maupun
finansial, siti aisyah wanita yang sangat cerdas mampu memberikan saran dan
solusi atas kesulitan yang dihadapi oleh Rasulullah ketika menjadi kepala
Negara dan utusan Allah, ini membuktikan bahwa peran aisyah dan khadijah sangat
berpengaruh pada keberhasilan dakwah Rasulullah, karena keberhasilan
dakwahnyalah Rasulullah mampu membangun Negara yang bermartabat serta mengubah
sikap masyarakat yang dulunya jahiliyah menjadi umat yang berakhlak.
Sikap seorang wanita dalam lingkungan sosial yaitu menjaga diri
dari nafsu terhadap lawan jenis serta senantiasa menjaga akhlak sebagaimana
yang diajarkan Rasulullah seperti memberi salam ketika menghadiri suatu
majelis, menghormati tetangga, dan berbicara yang baik. Rasulullah bersabda
bahwa barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbicaralah
yang baik atau lebih baik diam. Ini membuktikan bahwa sangat penting untuk
seorang wanita mempunyai pengetahuan bagaimana cara bersikap terhadap orang
lain.
Tidak dipungkiri bahwa dalam kegiatan sehari-hari, kita tidak akan
lepas komunikasi dengan lawan jenis maka dari itu seorang wanita harus
mengetahui batasan hubungannya dengan kaum laki-laki agar tidak terjadi fitnah
yang dapat mencemari jati diri seorang wanita terutama wanita muslim,
memperhatikan aurat dengan menutupnya secara sempurna, cara berbicara yang
sepatutnya dengan lawan jenis dan akhlak terpuji lainnya agar menumbuhkan ukhwah
islamiyah yang tidak salah kaprah.
Seorang wanita memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan tajam
dari pada laki-laki karena, wanita lebih mengandalkan perasaan dari pada akal
dalam memutuskan sesuatu. Hal ini yang menjadikan wanita ingin diakui
eksistensinya dengan menuntut persamaan hak dengan laki-laki bahkan dalam
persoalan menjadi pemimpin baik dalam lingkup kecil seperti kepala keluarga
hingga dalam lingkup besar seperti kepala Negara, ironisnya seorang wanita akan
kehilangan jati dirinya sebagai tiang Negara yang merupakan penguat dan kontributor
bagi kemajuan bangsa jika hal tersebut tetap tumbuh dalam diri seorang wanita.
Alangkah lebih indah jika seorang wanita meminta haknya untuk
diakui eksistensinya dalam membangun Negara tanpa keluar dari kodrat sebagai
wanita dengan menjadi guru untuk para generasi pemimpin Negara selanjutnya.
Tanpa ada kekhawatiran bahwa wanita tidak mempunyai kedudukan dalam memajukan
Negara justru peran wanita sebagai guru dalam mencetak generasi pemimpin sangat
berperan penting untuk kemajuan negaranya. Karena itulah sangat diperlukan
adanya sosialisasi terhadap wanita agar tidak melupakan tugas pentingnya
sebagai guru bangsa. Tugas seorang
wanita sebagai guru bangsa bagi generasi selanjutnya tentu perlu kecerdasan
yang tidak biasa, seorang wanita harus paham betul bagaimana mencetak generasi
bangsa yang berkualitas agar dapat menyumbangkan pejuang Negara yang mampu
membawa tujuan Negara menjadi lebih cemerlang.
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa wanita lebih tekun, teliti
dan sabar dibanding lelaki sehingga kepercayaan diri wanita untuk merambah
kedunia kerja sangat tinggi. Akibatnya tugas utama bagi seorang wanita
terbengkalai, tak sedikit para generasi pejuang Negara kehilangan arah, tanpa
dukungan dari sosok yang berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan
menyangkut hidup seorang calon pemimpin.
Bukan tindakan yang bodoh ketika seorang wanita hanya duduk manis
di rumah dan hanya menyaksikan kaum lelaki berjuang membela negaranya, perlu
digaris bawahi oleh kaum wanita bahwa Negara yang sangat maju akan runtuh
seketika ketika kaum wanita mempersoalkan diskriminasi tanpa dasar yang kuat, Rasulullah
menjadi pemimpin tiada tandingan bahkan orang non muslim mengakui kehebatan Rasulullah
dalam membangun Negara dan seluruh umat di dunia, pertanyaannya apakah khadijah
pernah meminta persamaan hak dengan Rasulullah?. Jawabannya tidak, khadijah
sebagai wanita rumahan yang luar biasa, mampu memberikan sesuatu yang tidak
bisa didapatkan Rasulullah dari orang lain, setia mendampingi Rasulullah dalam
keadaan tersulit sekalipun. Yang harus dilakukan adalah menjadi wanita yang
cerdas dengan memberikan kontribusi hebat pada Negara.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa sikap wanita dalam kehidupan
sosial menjadi awal atau dasar sikap wanita dalam kehidupan Negara, artinya
seorang wanita yang telah mampu memahami perilakunya dalam lingkungan sosial akan
menciptakan sikap wanita yang sejalan dalam sikapnya bernegara. Inilah sikap
sesungguhnya yang harus dimiliki oleh setiap wanita baik pada jaman terdahulu
maupun peran wanita pada masa sekarang.
Dalam islam banyak sekali membahas masalah sikap seorang wanita
dalam bersosial dan bernegara hanya saja pengetahuan masalah bersosial dalam
kalangan wanita masih kurang terealisasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dampaknya adalah peran wanita dalam bernegara masih dikatakan kurang layak
disebut tiang Negara yang kokoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar